Jakarta, 29 Februari 2012. Yayasan KEHATI menganugerahkan KEHATI Award 2012 kepada individu atau kelompok yang berhasil melakukan pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan di Indonesia.
“KEHATI Award merupakan salah satu wujud apresiasi kami kepada para pejuang dan inspirator di kalangan masyarakat akar rumput yang terus bergulat dan berkarya dalam melestarikan keanekaragaman hayati diberbagai pelosok nusantara” papar Ismid Hadad, Ketua Dewan Pembina Yayasan KEHATI, sekaligus Ketua Steering Committee Kehati Award 2012.
Berbeda dengan penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, KEHATI Award 2012 memfokuskan pada isu keanekaragaman pangan dan peranan perempuan, karena peran perempuan sangat penting dalam penyelamatan keanekaragaman hayati dan ketahanan pangan dalam lingkup keluarga.
“Bagi kami, perempuan memegang peranan penting dalam penyelamatan keanekaragaman hayati, karena perempuan yang menentukan pemilihan ragam pangan dalam skala rumah tangga ” ungkap Direktur Eksekutif KEHATI, M.S. Sembiring
Penghargaan KEHATI Award 2012, yang merupakan penyelenggaraan yang ke tujuh, terdiri dari enam kategori penghargaan, meliputi Prakarsa Lestari Kehati (individu atau kelompok), Pendorong Lestari Kehati (Dinas & Instansi Pemerintah), Peduli Lestari Kehati (sektor swasta), Cipta Lestari Kehati (peneliti & akademisi), Citra Lestari Kehati (seniman/media), dan Tunas Lestari Kehati (pemuda & remaja). Untuk tahun ini, hanya lima kategori diberikan, sedangkan kategori Citra Lestari Kehati, Dewan Juri memutuskan tidak ada pemenangnya.
Dua penerima penghargaan dari lima kategori berlatar kaum perempuan. Pertama, penghargaan kepada Maria Loretta, Petani, Way Otan Farm, Pajinian, Adonara Barat, Flores Timur, NTT yang menerima Prakarsa Lestari Kehati. Maria berkontribusi sangat besar dalam melestarikan sumber daya pangan lokal seperti sorgum, jelai, beras hitam, jewawut, dan bahan pangan lain untuk ketahanan pangan pulau-pulau kecil di kawasan NTT.
Kaum perempuan meraih penghargaan untuk kategori Peduli Lestari Kehati yaitu Kelompok Putri Toga Turus Lumbung Puri Damai Puri Gianyar Bali. Puri Damai berhasil memberdayakan komunitas lokal khususnya kaum perempuan untuk melestarikan tanaman obat, tanaman upacara dan tanaman langka. Hasil penanaman dibeli untuk dijadikan produk kecantikan dan pengobatan tradisional khas Bali.
Kategori lainnya diraih Drs. Krido Suprayitno, SE. M.Si, Camat Depok Kabupaten Sleman yang meraih penghargaan Pendorong Lestari Kehati. Bapak Krido berhasil membina warga di Kecamatan Turi dan Berbah untuk pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya hayati untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang mencakup konservasi spesies (penangkaran burung Punglor, ikan Arwana, budidaya ikan hias Cupang dan Udang Galah), penanaman vegetasi bibit unggul Jambu Mete jenis Makron (khas tanaman Mete Yogyakarta), konservasi ekosistem (pelestarian ekosistem Mozaik Kebun Salak Pondoh Organik, pelestarian sumber mata air Sungai Opak, Kuning dan Mrue), dan pembuatan kebijakan Kecamatan Berbah dalam kepedulian daya dukung lingkungan ekosistem biodiversitas hayati.
Untuk kategori diraih Cipta Lestari Kehati Green Community Universitas Negeri Semarang yang berhasil melakukan penangkaran kupu-kupu termasuk beberapa spesies langka dan endemik; membuat Kebun Wisata Pendidikan; melakukan penelitian kupu-kupu, burung , amphibi, pemetaan flora dan fauna; dan pengembangan Desa Wisata Konservasi dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di Hutan Rakyat Banyuwindu sebagai program kerjasama antara masyarakat Banyuwindu, LSM lokal, kelompok remaja, Green Community dan perguruan tinggi.
Kategori Tunas Lestari Kehati diraih SMAN 3 Denpasar Bali dalam kiprahnya di bidang jurnalistik lingkungan antara lain 27 penelitian, 10 buku, 9 film, beberapa karya jurnalistik lepas di media internal & umum, 3 kegiatan ekspedisi, pembuatan info lingkungan di web online, kampanye di radio dan tv milik Madyapadma.
Seperti penyelenggaraan KEHATI Award tahun-tahun sebelumnya, KEHATI melibatkan partisipasi sektor korporasi swasta yang memiliki komitmen terhadap isu pelestarian keanekaragaman hayati. Salah satu korporasi yang terlibat secara aktif adalah The Body Shop dan Danone Indonesia.
“Upaya KEHATI untuk mencari agen perubahan dalam pelestarian keanekaragaman hayati sejalan dengan komitmen dan nilai korporasi yang kami anut yaitu Protect Our Planet. Bagi kami, setiap individu dapat membawa perubahan bagi dunia yang lebih baik. Bila bukan kita, siapa lagi yang bisa menjaga kelestarian sumberdaya hayati ” ujar Suzy Hutomo, CEO The Body Shop.
Selain dari korporasi, penyelenggaran KEHATI Award kali ini didukung pula oleh publik figur yang peduli terhadap pelestarian keanekaragaman hayati. “Secara pribadi saya sangat mendukung dan ingin terlibat. Kita sebagai anak bangsa wajib untuk melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia. Apalagi, dengan tema keanekaragaman hayati, perempuan, dan ketahanan pangan sangat relevan dan dekat dengan kita,” jelas Charles Bonar Sirait yang didaulat sebagai pemandu acara penganugerahan KEHATI Award 2012, sebagai bentuk kepeduliannya.
TENTANG YAYASAN KEHATI
Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan KEHATI) yang didirikan pada tanggal 12 Januari 1994 oleh Prof. Emil Salim dkk, merupakan sebuah lembaga penyandang dana nirlaba dan mandiri yang bertujuan memberi dukungan sumber daya dan memfasilitasi berbagai aktifitas pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati di Indonesia secara berkelanjutan.
Yayasan KEHATI terus mempertahankan reputasinya sebagai lembaga penghimpun sekaligus penyalur sumberdaya yang memainkan peranan kunci dalam mobilisasi bantuan dana, keahlian, fasilitas dan layanan yang diperlukan untuk mendukung berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian serta pemanfaatan kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia secara berkelanjutan. Informasi lengkap bisa dilihat di www.kehati.or.id.
Yayasan KEHATI memberikan anugerah penghargaan tertinggi dalam pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia dengan KEHATI Award. Pada tahun 2012, panitia telah menerima 104 usulan dari berbagai kategori dan wilayah. Dari seleksi terpilih 15 finalis KEHATI Award. Dewan juri telah memutuskan ada 5 peraih penghargaan. Tim juri terdiri dari enam pakar multidispilner, yaitu: Profesor Dr. Endang Sukara dan Prof. Dr. Elisabeth Widjaja dari LIPI; Ir. Arief Juwono, Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim; George Hestu (budayawan); Brigita Isworo (KOMPAS); Sinta Kaniawati (Yayasan Unilever Peduli); Candra Kirana (UKP4). Tim juri terlibat langsung dalam proses seleksi penilaian hingga verifikasi ke lapangan.
Leave a Reply