1 April 2012 – Asia Pacific Maritime (APM) 2012 berakhir dengan gemilang dan ditandai oleh lahirnya banyak kerja sama bisnis dalam pameran dan konferensi yang diselenggarakan selama tiga hari di Singapura ini. Salah satu acara bertema kelautan di Asia ini berdiri sebagai pengokoh bisnis serta penumbuh jaringan bisnis di tengah terpaan turbulensi dalam industri perkapalan.
Perusahaan asal Singapura, GK Offshore, menandatangani kontrak senilai US$70 juta di hari pertama event. Bergen Group Dreggen yang bermarkas di Norwegia, mengumumkan dua kontrak bisnis baru dengan sebuah perusahaan perakitan kapal lokal dan sebuah perusahaan asal Brazil. Lewat event ini juga, Malaysia External Trade Development Corp’s (Matrade) dalam Maritime Marketing Mission pertamanya ke Singapura juga mencatat potensi penjualan sebesar US$5 juta di bidang perakitan perbaikan kapal serta konversi.
Di balik ramainya aktivitas bisnis di area pameran, para ahli industri internasional yang menjadi narasumber dalam konferensi APM 2012 ini membahas secara mendalam mengenai beberapa tren dan isu-isu berkaitan dengan industri kelautan. Dari beragam topik yang dibahas, pandangan mengenai industri maritim dunia serta industri perkapalan ramah lingkungan adalah topik-topik yang paling banyak menuai perhatian dari para peserta, baik regional maupun internasional.
Event tiga hari ini dikunjungi 12.815 pengunjung, meningkat 30% dibandingkan dengan APM ke-11 di tahun 2010. Mengambil dua lantai sekaligus di Sands Expo & Convention Center di Marina Bay Sands sebagai tempat digelarnya APM, berlangsung pada 14 sampai 16 Maret 2012 dengan lebih dari 1.300 perusahaan kelautan internasional terkemuka ikut serta memamerkan inovasi-inovasi terbaru di bidang permesinan kapal dan teknologi kelautan lewat lebih dari 100 produk.
Perjanjian-perjanjian Bisnis Penting ditandatangani di APM 2012
Ketika para pengamat memprediksi tahun yang sulit bagi para pelaku bisnis di industri perkapalan, aktivitas-aktivitas perbisnisan justru tumbuh subur dalam APM 2012, sesuai dengan kenaikan jumlah peserta yang mencapai 40%.
Jumlah peserta APM ke-12 ini melambung mengingat lebih dari 1.300 perusahaan maritim internasional dari 53 negara. Memuncaknya peserta pameran dibandingkan dengan tahun 2010 adalah sebuah indikator yang yang menandakan pentingnya acara tersebut untuk stabilitas dan kemajuan industri perkapalan Asia serta minat yang kian tumbuh subur dari para pelaku bisnis internasional atas pertumbuhan bisnis di region.
GK Offshore, anak perusahaan dari salah satu grup maritim terbesar di Singapura, meneken kontrak US$70 juta atas proyek produksi bahan baku logam dengan Profax Australia di hari pertama APM 2012.
Mr Joseph Ong, Direktur Operasi GK Offshore Pte Ltd mengatakan, “Kami menandatangai kontrak ini hanya dalam hitungan jam setelah APM dimulai. Kesempatan membangun jaringan bisnis yang disediakan APM membantu perusahaan kami menegaskan keberadaan di industri kelautan. Hal ini membuktikan keyakinan kami bahwa dalam periode jeda seperti ini, para pelaku bisnis perkapalan membutuhkan sebuah wadah skala regional untuk bertemu dan menjalin kerjasama dengan partner bisnis di seluruh dunia.”
Untuk Maritime Marketing Mission pertama mereka ke APM 2012, Matrade memimpin 15 anggota delegasi termasuk anggkota Association of Marine Industries of Malaysia dan Malaysian Industry-Government Group for High Technology. Lebih dari 40 pertemuan diselenggarakan untuk 40 delegasi mitra bisnis asal Malaysia dan Singapura dengan potensi penjualan tercatat mencapai US$5 juta setealh event berlangsung selama tiga hari. Selain dari kontrak bisnis regional, perusahan penyedia mesin Derek asal Norwegia, Bergen Group Dreggen, juga mengumumkan ditandatanganinya dua kontrak dengan EISA Shipyard dari Brazil dan ASL Marine Holdings Ltd dari Singapore selama keikutsertaan mereka APM 2012.
Diskusi Mendalam Mengenai Isu-Isu Perkapalan Terkini
Simon Bennett, External Relations Director dari International Chamber of Shipping (ICS) yang juga menjadi pembicara utama di APM 2012 mengatakan, “Sementara pusat perputaran industri perkapalan semakin beranjak ke arah Timur, APM semakin menjadi relevan dan berperan semakin penting. Acara ini menyediakan kesempatan-kesempatan besar bagi banyak pelaku bisnis di sektor kelautan untuk bertukar ide.”
Meski beberapa isu yang hangat dibahas di event ini mencakup masalah-masalah yang tengah dihadapi oleh industri di masa kini seperti kapasitas berlebih, naiknya harga bahan bakar, pembajakan, serta regulasi lingkungan yang semakin ketat membelit industri perkapalan, atmosfir acaranya tidak menjadi suram. George Horsington, General Manager dari Swire Pacific Offshore mengatakan, “Meskipun tidak semua perusahaan perkapalan individual berjaya, secara keseluruhan industri ini maju dengan percepatan yang sehat. Kuncinya agar Asia dapat meraih kejayaan tersebut adalah dengan menghindari proteksionisme serta mengijinkan adanya pertukaran pikiran dengan bebas. APM menyediakan kesempatan itu bagi para pemain dalam industri ini.
Berbicara mengenai prediksi industri di paruh waktu ke depan, Lim How Teck, Direktur Rickmers Maritime Trust, Swissco Holdings Limited, Jurong Port Pte Ltd juga menekankan pentingnya sikap tegas dalam menghadapi kebijakan. Dia berkata, “Perlu sekali untuk menggolkan beberapa kebijakan tertentu, seperti jaminan bahwa para pengusaha kapal sadar akan keamanan dan pelestarian lingkungan. Saya rasa diskusi serta debat terbuka dalam APM mempermudah pemahaman masyarakat serta memperoleh sebuah pandangan lebih menyeluruh dalam masa-masa sulit seperti sekarang.”
Saat membahas topik Green Shipbuilding yang dibahas di dalam APM 2012, Duta Besar Denmark
H.E. Ole Lisborg membuka konferensi dengan komentar tentang tingginya angka peserta yang tak disangka-sangka. Dalam pidatonya, dia menyebutkan bahwa keberlanjutan menandakan bukan hanya perspektif lingkungan, tapi juga pertanggungjawaban sosial dalam mempersembahkan produk yang menguntungkan yang memungkinkan para pengusaha kapal untuk menghemat pengeluaran serta mengenggam banyak pekerjaan-pekerjaan lokal. Dia menambahkan, bahwa keberlanjutan dapat dilaksanakan lewat dialog antara semua pemegang saham yang terlibat, dan Singapura dan Denmark adalah tempat yang paling tepat untuk memulai.
APM ke-13 akan datang lagi dalam dua tahun mendatang.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.apmaritime.com.
Leave a Reply