Tanggapan terhadap Windows Phone 7 setelah berevoluso dari Windows Mobile 6.5 seperti dianggap angina lalu. Banyak alasan mengapa solusi ini ditampik oleh banyak pengguna. Salah satu yang paling kuat adalah, bahwa sistem operasi buatan Microsoft yang sudah cukup lama ini tidak mampu menyajikan sesuati yang menjadi terobosan. Bahkan Microsoft tampak kurang berani, kurang moderat, juga sangat konvensional.
Padahal perubahan menjadi Windows Phone (dengan label angka 7) sudah terlihat perubahan yang sangat signifikan. Ibarat sebuah majalah, WP 7 adalah new look. Kedua, Windows Phone 7 hadir bukan di saat yang tepat. Ketika platform, revolusioner yang intuitif mendadak merubah peta teknologi mobile dunia. Mereka adalah iOS dan Android.
Alasan lain yang lebih presisi, sebab WP 7 belum siap berkompetisi. Lihat saja kemampuan multitaskingnya yang belum optmal, Bluetooth-nya bukan untuk transfer datam fasilitas social hub yang tak tersedia, tak mampu melakukan tethering, tak bisa flash, raha aplikasi di Marketplace yang belum optimal, hingga tidak memiliki sistem penyimpanan masal.
Meskipun beberapa Vendor sudah merilis ponsel WP 7, namun sama sekali tak mendongkrak penjualan, apalagi image tentang sistem operasi ini. Lihat lah data penjualan yang merosot terus. IDC melihat hanya mampu peraih pembagian pasar 5,5 persen. Amat jauh dengan competitor terdekatnya yang duduk di peringkat 4, yaitu Blackberry (14.9 persen).
Bak berada diujung tanduk. Namun, gossip tentang Windows [hone terus bergulir. Factor inilah yang membuat namanya masih terdengar, meski sebatas isu belaka. Dan, isu paling santer adalah datang dari kolaborasi Nokia-Microsoft. Meski tak nyaman bagi Nokia –yang dituding pindah haluan- namun secra tidak langsung justru menjaga gaung Windows Phone.
Asal selalu ada. Asal punya bekal, strategi, dan belajar dari kompetisi. Windows Phone 7 tak dipanjangkan umurnya. Bergegas hadir sang penerus. Generasi baru telah hadir. Windows Phone 7.5 Mango.
Sekilas pandang, sang penerus sudah banyak improvisasi disana-sini. Misalnya saja fitur People Hub yang menajdi ruang bagi social networking. Yang menarik bukan saja pada penggabungan beberapa social media, namun juga kelengkapan histori yang bisa menjadi sarana telusur. Pengembangan model pada fitur pesan juga bisa jadi keunggulan, meskipun bukan hal baru bagi sistem operasi lain. Tampilan conversation umpamanya.
Fungsi copy&paste yang semula taka da di WP7, sekarang sudah ada. Jelas sebuah kemajuan, karena dengan begitu pekerjaan multitasking dapat dioptimalkan.Sperti sudah Anda tahu, Zune dan Bing akan menjadi bagian penting di sini. Bukan pada eksklusifitasnya seperti iTunes, namun pada bagaimana Zune mampu menawarkan berbagai aplikasi, veideo, music dengan format yang lebih menarik, lebih lengkap serta up date. Bing Maps kelak menjadi atlas dan pemandu yang akan berkembang pula sebagai media social.
Tampilah homescreen tentu adalah daya tarik tersendiri yang menurut kami menciptakan sebuah diferensiasi yang paling tampak. Lalu jangan lupakan Office yang sangat lekat dengan Windows Phone. Kali ini lebih naik. Termasuk browser Internet Explorer Mobile.
Saat ini, HTC dan Samsung meripakan produden yang tetap setia, meski tak mendatangkan banyak pilihan. Lantas, Nokia juga telah menyiapkan dan tampaknya justru paling ditunggu. Yang menarik, ZTE pun ambil bagian.
Sebuah riset yang dilakukan oleh Profesor Dennis Gallata dari Harvard Human Factors Lab Design menghasilkan fakta menarik. Empat perangkat diuji. Masing-masing iPhone, Windows Phone 7, Android, dan Blackberry. Hasilnya, penggunaan terhadap iPhone dan Windows Phone 7 adalah yang paling nyaman untuk ukuran awam.
Sumber : Forsel, Edisi November 2011.
Leave a Reply