Bagi masyarakat perkotaan, utamanya kalangan ekonomi kelas menengah keatas, menjalin relasi dengan lembaga perbankan merupakan hal yang biasa. Relasi itu dijalin untuk keperluan menabung, investasi, pembiayaan, maupun pengajuan kredit.
Tapi tidak demikian dengan masyarakat di pedesaan, khususnya mereka yang berpenghasilan rendah. Lembaga perbankan kerap dipandang dengan momok yang menakutkan hingga memunculkan pandangan keliru bahwa bank hanya bisa diakses oleh orang-orang berkantung tebal.
Akibatnya, masyarakat berpenghasilan rendah tak berani menjalin relasi dengan perbankan. Kegiatan menabung dan investasi mereka dilakukan dengan cara-cara yang konvensional. Misalnya menyimpan uang di celengan, dibawah kasur, atau bahkan di pelosok desa masih juga ada yang berinvestasi dalam bentuk perhiasan emas dengan cara ditanam dalam tanah.
Bank BTN bekerjasama dengan World Saving Bank Institute (WSBI) mencoba mengubah paradigma itu dengan meluncurkan produk Tabungan BTN Cermat untuk membidik segmen pasar nasabah berpenghasilan rendah. Targetnya mensosialisasikan budaya menabung dan mendidik masyarakat agak berinvestasi dengan cara-cara yang aman dan terjamin.
“Produk Tabungan BTN Cermat ini kami proyeksikan akan bisa mengubah pandangan masyarakat bahwa menabung tidak harus punya uang banyak. Bahkan sisa uang belanja Rp 5.000 saja bisa ditabungkan. Harapannya produk ini bisa mengedukasi masyarakat agar tidak lagi takut menjalin relasi dengan dunia perbankan,” ujar Iqbal Latanro, Direktur Utama Bank BTN dalam kegiatan sosialisasi dan edukasi budaya menabung bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK se Kabupaten Purworejo di pendapa rumah dinas bupati Purworejo, kemarin.
Iqbal menyebutkan, program tersebut sudah dilaksanakan di beberapa kota di wilayah Jawa Tengah dan mendapat respons positif. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses perbankan melalui program inklusif finansial.
Dijelaskan Iqbal, untuk bisa menikmati fasilitas produk tabungan itu, masyarakat cukup melakukan setoran awal minimum Rp 10.000 di Kantor Pos. Selanjutnya masyarakat bisa menabung di loket Kantor Pos dan loket bank BTN terdekat dengan setoran minimal Rp 5.000.
Merata di Kecamatan
“Kami memang menjalin kerjasama dengan Kantor Pos karena jaringan sudah merata di seluruh kecamatan. Untuk memaksimalkan program ini, kami juga menjalin kerjasama dengan PKK yang jaringanya juga sudah merata di seluruh desa yang dikoordinasi melalui dasa wisma,” katanya.
Diungkapkan Iqbal, masyarakat yang membka tabungan ini akan mendapatkan kartu anjungan tunai mandiri (ATM) yang dapat digunakan untuk bertransaksi di loket Kantor Pos maupun mesin ATM Bank BTN serta ATM berlogo Link dan ATM Bersama.” katanya.
Corporate Secretary, Rakhmat Nugroho menambahkan, jalinan kerjasama dengan PKK di Kabupaten Purworejo diwujudkan dalam bentuk lomba penyuluhan menabung antar tim PKK kecamatan. Selain itu, juga digelar lomba memasak dari bahan-bahan pangan lokal.
Disebutkan Rakhmat, kader PKK digandeng untuk mensukseskan program ini karena keberadaan PKK sangat strategis. Sebelumnya, kader PKK perwakilan dari masing-masing kecamatan diberikan pelatihan dalam mengedukasi dan mensosialisasikan manfaat menabung serta tentang produk Tabungan BTN Cermat. “Harapan kami kader PKK bisa menjadi jembatan antara Bank BTN dengan masyarakat,” katanya.
Ketua Panitia Hartini Soekoso DM mengatakan, pihaknya sangat tertarik menjalin kerjasama tersebut. Menurit dia, kerjasama itu tidak sekadar bermanfaat untuk kegiatan usaha Bank BTN saja, tapi lebih dari itu memiliki tujuan mengedukasi masyarakat agar memiliki budaya menabung.
“Kedepannya kami berharap adanya pemahaman dari masyarakat bahwa menabung tidak saja menjadi budaya atau kebiasaan, tapi menjadi sebuah kebutuhan. Itu penting, sebagai salah satu bentuk perencanaan keuangan, terutama di lingkungan keluarga,” katanya.
Disebutkan Hartini, di Kabupaten Purworejo ada 10.781 kelompok dasa wisma yang tersebar di 494 desa/kelurahan. Kelompok dasa wisma itu memiliki kegiatan rutin berupa pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga. Salah satu kegiatan yang cukup berhasil dilakukan adalah program menabung Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dikoordinasi melalui dasa wisma. Tabungan PBB ini dibuka setahun sekali menjelang pelunasan PBB.
Program menabung PBB di masing-masing dasa wisma itu bisa dikembangkan dengan menghubungkan anggota dasawisma maupun kelompok itu sendiri dengan Tabungan Bank BTN.
“Kami pikir produk dari Bank BTN ini sangat akomodatif dengan kepentingan dasa wisma. Mereka sudah bisa memiliki tabungan meskipun setorannya tidak banyak. Bayangkan, sisa-sisa belanja yang hanya Rp 5.000 saja bisa diterima. Prospeknya kami yakin pasti bagus,” tandasnya.
Sumber: Nur Kholiq.
Leave a Reply