JAKARTA, 22 Juli 2013 – Terbangunnya kemandirian komuntas sekolah dalam keamanan pangan, khususnya Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) menjadi salah satu latar belakang diselenggarakannya Seminar untuk Para Guru terkait PJAS. Seminar ini ditujukan untuk mengingatkan kembali para guru agar bersama-sama membangun kemandirian sekolah dalam mengawasi PJAS. Para guru diberi pembekalan untuk membangun kesadaran akan keamanan pangan di sekolah dan lingkungannya.
Seminar Guru ini merupakan salah satu perwujudan dari 5 strategi Gerakan Nasional Menuju PJAS yang Aman, Bermutu, dan Bergizi yang dicanangkan oleh Wakil Presiden pada 31 Januari 2011. 5 strategi tersebut yaitu (10) Perkuatan program PJAS; (2) Peningkatan “awarness” komunitas PJAS; (3) Peningkatan Kapasitas sumber daya PJAS; (4) Modeling dan replikasi kantin sekolah; dan (5) Optimalisasi manajemen Aksi Nasional PJAS.
Capaian keamanan PJAS terus menunjukkan peningkatan yang bermakna, dimana PJAS yang memenuhi syarat (MS) pada tahun 2008 – 2010 sebesar 56 – 60%, meningkat menjadi 65% di tahun 2011, dan 76% pada tahun 2012. Dampak Aksi Nasional PJAS sampai akhir tahun anggaran 2012 diperkirakan dapat melindungi sekitar 1,7 juta siswa dari PJAS yang tidak aman, serta 3,4 juta orang tua siswa, 104.000 guru SD, 104.000 pedagang PJAS di sekitar sekolah, dan 31.000 pengelola kantin telah terpapar Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) keamanan pangan.
Untuk menambah cakupan KIE keamanan PJAS, telah dan akan dilakukan kegiatan Kampanye Keamanan PJAS ke Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) di daerah Jakarta dan Bandung. Rangkaian kampanye ini meliputi kegiatan roadshow ke 50 SD/MI yang ada di Jakarta dan Bandung, sosialisasi program piagam bintang untuk kantin sekolah, seminar guru, talkshow di TV dan radio, advetorial di media cetak, dan akan dilanjutkan dengan “Big Bang Festival Jajanan Sehat”.
Seminar untuk para Guru yang dilaksanakan hari ini, 27 Juli 2013, dihadiri oleh 400 orang guru, terutama kepala sekolah dan guru UKS. Turut hadir dalam seminar, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Plt. Kepala Badan POM, dan 3 orang pembicara yang terdiri Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Psikolog Rose Mini, dan Dokter Spesialis Anak Rachmat Sentika.
Pesan yang ingin disampaikan pada seminar ini antara lain bahwa guru SD tidak hanya memberikan pendidikan intelektual, namun juga memperhatikan kesehatan murid-muridnya, termasuk jajanan yang dijajakan di sekolah. Jika para siswa tidak sehat secara jasmani, intelektualitas mereka juga tidak akan optimal sesuai harapan. Sekolah diharapkan melakukan program perbaikan kantin dalam rangka mendukung peningkatan mutu pangan jajanan anak SD, salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Para guru dapat mengajak orangtua siswa dan komite untuk turut mendukung program keamanan pangan sekolah. Selain itu, guru juga dapat membina kantin dan pengelola kantin agar dapat menyediakan pangan jajanan yang aman, bermutu, dan bergizi. Dengan membangun kesadaran semua anggota komunitas sekolah akan keamanan pangan jajanan yang aman, bermutu, dan bergizi, diharapkan masyarakat dapat dengan cerdas memilih sendiri pangan yang dikonsumsi.
Pada seminar ini, para peserta mendapatkan materi mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh bahan berbahaya yang disalahgunakan dalam makanan, seperti rhodamin B, methanyl yellow, formalin, dan borax. Selain itu, para peserta juga mendapatkan tips mengenai cara mengedukasi dan mengarahkan anak didiknya untuk mengonsumsi jajanan yang sehat, dan memberikan motivasi kepada guru untuk memperhatikan kesehatan anak didiknya secara psikologis, misalnya dengan mengunakan permainan yang mudah diingat dan diterapkan oleh guru SD/MI.
Dengan terbangunnya kemandirian komunitas sekolah dalam keamanan pangan, khususnya PJAS di sekolah, maka diharapkan makanan yang dikonsumsi oleh anak sekolah aman, bermutu, dan bergizi, demi terbentuknya sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.
Keterangan foto:
Foto atas: DR. Roy A Sparringga, M.App.SC, Deputi III Badan POM RI (kiri) didampingi dr. Rachmat Sentika (kanan), Dokter Spesialis Anak mengatakan capaian keamanan PJAS terus menunjukkan peningkatan yang bermakna, dimana PJAS yang memenuhi syarat (MS) pada tahun 2008 – 2010 sebesar 56 – 60%, meningkat menjadi 65% di tahun 2011, dan 76% pada tahun 2012 saat konferensi media dan seminar untuk para Guru “Sehatnya Duniaku” di Jakarta, Sabtu 27 Juli 2013
Foto bawah: Anggota Badan POM RI memperlihatkan makanan yang akan diuji kandungan makanan yang terdapat di mie kepada sekitar 500-an Guru dan kepala Sekolah dalam seminar “Sehatnya Duniaku” di Gedung Cawang Kencana Jakarta, Sabtu 27 Juli 2013. rhodamin B, methanyl yellow, formalin, dan borax masih banyak ditemukan pada makanan yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari.
Leave a Reply