Jakarta, 11 Juli, 2014 – Ada hal-hal menarik yang bisa didapat apabila kita mengamati hubungan antar rekan kerja dari tingkat usia yang berbeda-beda. Hal ini diungkapkan oleh penelitian yang dilakukan oleh LinkedIn, jaringan profesional terbesar di dunia. Studi Relationships @Work yang dilakukan oleh LinkedIn menunjukkan ada banyak perilaku yang mempengaruhi (dan juga terpengaruh oleh) hubungan di tempat kerja, mulai dari mengorbankan pertemanan, meraih jenjang karir yang lebih tinggi, sampai dampaknya ke kinerja para pekerja profesional itu sendiri.
Menurut studi ini, walau ada beberapa perbedaan yang mencolok antar generasi millennial dan baby boomers*, para pekerja menganggap bahwa hubungan di tempat kerja itu penting bagi mereka. Hampir setengah (46 persen) dari seluruh pekerja profesional merasa bahwa memiliki hubungan pertemanan dengan rekan kerja membuat mereka lebih bahagia ketika bekerja.
Studi Relationships @Work ini melakukan survei terhadap 11,500 pekerja profesional purna waktu di 14 negara, dan lebih dari 500 di antaranya berasal dari Indonesia.
“Terlihat jelas bahwa hubungan dengan rekan kerja memiliki pengaruh yang kuat terhadap berbagai aspek kehidupan pribadi maupun profesional kita,” kata Tara Commerford, Head of Communications untuk LinkedIn Australia/NZ & Asia Tenggara. “Walau sebagian besar efeknya adalah positif, tapi amatlah penting untuk selalu menjaga reputasi profesional Anda; terutama karena batasan antara kehidupan pribadi dan profesional semakin tipis dalam dunia kita yang semakin sosial.”
Getting Ahead @Work
Walau merasa bahagia adalah hal yang penting bagi para profesional, mereka juga merasa bahwa persaingan di tempat kerja dan jenjang karir yang lebih tinggi juga penting. Walau demikian, generasi yang berbeda ternyata mengambil keputusan yang berbeda juga untuk hal-hal yang terkait dengan peningkatan karir mereka.
- Setengah (50.5 persen) responden di Indonesia percaya bahwa bersosialisasi dengan rekan kerja bisa membantu mereka meningkatkan karir, dan sebagian besar responden (75 persen) merasa bahwa bersosialisasi dengan rekan kerja membuat suasana kerja lebih menyenangkan.
- Hampir setengah dari responden generasi millennial (47 persen) berkata bahwa mereka rela mengorbankan pertemanan dengan rekan kerja untuk mendapat kenaikan jabatan.
- Tapi berbeda dengan baby boomers, sebagian besar (59 persen) responden dari generasi ini merasa bahwa, mengorbankan pertemanan untuk mendapat kenaikan jabatan adalah hal yang tidak bisa dibenarkan, bandingkan angka ini dengan jumlah responden generasi milenial yang berpendapat demikian (hanya 23.5 persen).
Friendships @Work
Bahagia, termotivasi dan produktif adalah topik yang sering dibicarakan oleh pekerja profesional di seluruh dunia dan menurut studi Relationships @Work LinkedIn, ternyata ada korelasi langsung antara hal-hal tersebut dan hubungan pertemanan di tempat kerja.
- Sebagian besar generasi milennial merasa bahwa berteman dengan rekan kerja memiliki pengaruh yang positif, membuat mereka merasa lebih bahagia (55 persen), termotivasi (68 persen) dan lebih produktif (59 persen).
- Lebih dari setengah milenial (55 persen) berkata bahwa mereka memiliki rekan kerja yang menyerupai sosok seorang ayah/ibu di tempat kerja, tapi sebaliknya, hampir setengah dari generasi baby boomers (44 persen) merasa bahwa mereka tidak memiliki rekan kerja yang mengayomi mereka.
Communication @Work
Survei ini menunjukkan bahwa pekerja yang memiliki usia muda cenderung lebih mudah berdiskusi mengenai masalah pribadi, misalnya seputar pacaran, ketika ngobrol dengan rekan kerja di kantor, tapi generasi baby boomers lebih suka membicarakan isu seputar kesehatan dan politik.
- Sebagian besar (54 persen) milenial lebih terbuka dalam bertukar saran dengan rekan kerja mengenai hubungan romantis, dibandingkan baby boomers (hanya 37.5 persen).
- Yang menariknya, baby boomers ternyata lebih suka (75 persen) mendiskusikan masalah kesehatan pribadi mereka dibandingkan milenial (55 persen).
- Baby boomers juga lebih sering ngobrol masalah politik (78 persen) dibandingkan dengan milenial (54 persen)
- Hampir setengah dari keseluruhan responden (46 persen) di Indonesia berpendapat bahwa membicarakan masalah gaji dengan rekan kerja adalah hal yang sudah biasa.
Relationships @Work: Worldwide
Perbandingan global yang melibatkan 14 negara yang disurvei menunjukkan bahwa pandangan serta pendapat yang terkait dengan hubungan antar rekan kerja ternyata berbeda di tiap-tiap negara.
- Indonesia memiliki jumlah profesional yang paling banyak (51 persen) berpendapat bahwa rekan kerja terdekat lebih mengerti keinginan mereka dibandingkan dengan teman-teman di luar tempat kerja, bandingkan angka ini dengan sepersepuluh dari jumlah profesional di Inggris Raya yang merasa hubungan mereka di tempat kerja bersifat sangat kekeluargaan, serupa dengan hubungan antar mahasiswa.
- Di India, satu dari tiga pekerja profesional bahkan berpendapat bahwa rekan kerja terdekat mereka lebih mengerti keinginan mereka dibandingkan pasangan hidupnya.
- Data LinkedIn terbaru mengungkap bahwa Swiss memiliki jumlah pekerja profesional paling banyak yang saling terhubung dengan rekan kerja mereka lewat LinkedIn.
- Secara keseluruhan, negara-negara di Eropa memiliki hubungan antar rekan kerja yang paling baik di LinkedIn, melebihi negara lain misalnya Amerika Serikat atau Inggris Raya.
Nilai-nilai dari persahabatan serta hubungan di tempat kerja sangatlah jelas bagi berbagai tingkat usia, adat-istiadat maupun jabatan. Oleh karena itu LinkedIn menghimbau seluruh pekerja profesional untuk mempererat hubungan mereka dengan rekan kerja melalui saling terhubung, saling berbagi konten, merekomendasikan keahlian serta bergabung dengan grup industri yang relevan di LinkedIn.
LinkedIn juga mengundang seluruh pekerja profesional di dunia untuk ikut serta menyumbangkan suaranya dalam #workbff dan berbagi “selfie” dengan rekan kerja di LinkedIn, dengan memanfaatkan fitur baru: berbagi foto secara mobile pada aplikasi LinkedIn.
Kunjungi blog LinkedIn untuk mengetahui lebih lanjut mengenai studi global Relationships @Work yang dilakukan oleh LinkedIn.
*Milenial berarti responden yang memiliki usia 18-24 tahun, sedangkan baby boomers adalah responden dengan usia 55-65 tahun.
Leave a Reply