Sebagai maskapai pembawa bendera nasional yang membawa identitas bangsa (flagcarrier), Garuda Indonesia menyiapkan strategi besar yang dikemas dalam program Quantum Leap. Dengan program lompatan besar itu, Garuda ingin menjadi maskapai dengan predikat bintang lima yang sejajar dengna maskapai tetangga, seperti Singapore Airlines, Malaysia Airlines, dan Cathay Pacific milik Hong Kong. Saat ini, Garuda baru menyandang maskapai bintang empat.
Lewat Quantum Leap, pada 2014 Garuda antara lain berambisi memiliki 154 armada pesawat, mengangkut 35 juta penumpang, dan meraup laba bersih Rp 3,7 triliun. Untuk menuju kesana, Garuda menyiapkan belanja modal setidaknya senilai US$ 6,5 miliar. BUMN ini telah menyiapkan tujuh strategi utama guna mewujudkan Quantum Leap.
Selain itu, Garuda hendak merebut pasar yang gemuk untuk penerbangan murah (low cost carrier/LCC) lewat anak usaha Citilink yang tahun depan hendak disapih (spin off). Citilink yang saat ini baru mengontribusi pendapatan Garuda sekitar 2% pada 2014-2015 diharapkan melonjak jadi 30%.
Citilink tidak hendak menggerogoti pasar induknya, Garuda. Citilink ingin bertempur di jalur LCC yang saat ini dikuasai oleh maskapai domestic Lion Air dan Air Asia milik Malaysia. Citilink diyakini mampu merebut simpati dasar karena dukungan Garuda yang lekat dengan citra penerbangan aman (safety).
Persaingan bisnis penerbangan memang sangat ketat. Untungnya, fundamental Garuda saat ini kuat di layanan full service atau kelas premium. Garuda mampu merajai pasar di sejumlah rute-domestik utama serta rute-rute international seperti Jepang, Korea, dan destinasi Asia lainnya. Maskapai ini menguasai hampir 30% untuk rute domestic dan 36% untuk sejumlah rute internasional. Dalam kompetisi yang tajam, langkah Garuda tetap focus pada layanan premium dan Citilink di jalur LCC sangat tepat.
Kue bisnis penerbangan tetap akan tumbuh tinggi seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat. Pertumbuhan bisnis penerbangan bisa mencapai 1,5-2 kali dari pertumbuhan PDB. Tahun ini bisnis penerbangan di Indonesia bisa tumbuh 15%.
Garuda bahkan mampu tumbuh di atas rata-rata industri. Sebagai gambaran, selama Januari-Mei 2011, ketika pertumbuhan lalu lintas penumpang domestik tumbuh 13%, pangsa Garuda tumbuh 42%. Sedangkan untuk trafik penumpang rute internasional yang utmbuh 14%, Garuda bisa tumbuh 36%.
Dengan membidik segmen premium, Garuda akan diuntungkan oleh pertumbuhan kelas menengah Indonesia yang cukup fantastis belakangan ini. Saat ini penduduk kelas menengah atas di Indonesia mencapai sekitar 50 juta orang. Ini adalah pasar yang sangat besar. Mereka akan menuntut standar layanan yang semakin tinggi dan nyaman. Di sinilah Garuda dituntut untuk memberikan standar layanan maskapai berbintang.
Potensi pasar Garuda juga kian terbentang sejak pemerintah mencanangkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI) yang mengembangkan sejumlah koridor ekonomi. Program ini antra lain menitikberatkan pada konektivitas antarwilayah atau antarkoridor ekonomi. Transportasi udara adalah sarana paling efisien dibanding moda transportasi lain. Garuda harus berada di lini terepan dalam program konektivitas MP3EI ini.
Ke depan, upaya mewujudkan progam Quantum Leap Garuda memang tidak mudah. Bukan saja Garuda harus bertarung dengan maskapai domestic yang cukup agresif melebarkan sayap. Tapi Garuda juga menghadapi tantangan besar dari raksasa penerbangan dunia, baik karena program open sky maupun berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. Liberalisasi jasa transportasi udara bisa mengancam maskapi domestic, termasuk Garuda, bila tidak diantisipasi dengan baik.
Dalam konteks itu, tim manajemen memiliki peran sentral untuk membawa Garuda benar-benar menjadi maskapai nomor satu di Tanah Air. Namun pemerintah juga perlu memberikan dukungan penuh kepada manajemen Garuda. Pemerintah tidak boleh mengintervensi atau menghalangi kreativitas bisnis direksi Garuda. Kita perlu meniru Pemerintah Singapura yang secara total mendukung SIA dan agresif mempromosikannya ke seantero dunia.
Tulisan ini bersumber dari : KONTAN edisi : 9 Agustus 2011
Leave a Reply