Jakarta, 31 Mei 2011 — “Pencapaian laba bersih persero dalam kuartal I Tahun 2011 meningkat sangat signifikan. Laba bersih Kuartal I Tahun 2011 mencapai Rp 85.172.526.000,- meningkat sekitar 119% dibandingkan laba bersih Perseroan di Kuartal I Tahun 2010 sebesar Rp 38.935,389.000,-,” demikian dikatakan Kevin Wong, Direktur Keuangan PT Buana Listya Tama Tbk dihadapan sejumlah media usai pertemuan dengan para analis hari ini.
Dilanjutkan Kevin, pendapatan usaha (revenue) Kuartal I Tahun 2010 sebesar Rp 122.286.728.000,- meningkat menjadi Rp 257.175.594.000,- pada Kuartal I di Tahun 2011 atau meningkat sebesar 110%. EBITDA Perseroan juga mengalami peningkatan dimana pada Kuartal I Tahun 2011 sebesar Rp 168 milyar dibandingkan dengan EBITDA pada tahun 2010 sebesar Rp 279 milyar.
Manajemen BULL memprediksikan kinerja Perseroan akan meningkat secara sangat signifikan mulai tahun 2011, dimana hal tersebut tercermin pada laporan keuangan perusahaan kuartal satu 2011 yang menggembirakan ini. Pada saat yang sama, posisi keuangan persero semakin sehat yang tercermin dari rendahnya rasio net debt terhadap EBITDA. Gross Profit (GP) BULL kuartal I tahun 2010 sebesar Rp 15.786.554.000,- naik menjadi Rp 97.772.649.000,- atau lebih dari 500% di tahun 2011 untuk periode kuartal yang sama.
“Dengan pertumbuhan usaha lebih dari 119% pada triwulan pertama tahun 2011 dibandingkan dengan triwulan pertama 2010 kami sangat optimis dengan kinerja BULL kedepannya. Terlebih lagi dengan dukungan pendapatan dimana lebih dari 80% merupakan kontrak yang telah kami peroleh selama triwulan pertama tahun 2011. Kinerja ini memberikan keyakinan bahwa kami telah on track dalam mengeksekusi strategi pertumbuhan tahun ini,” dipastikan Kevin.
Perusahaan logistik nasional yang bergerak di bidang pelayanan sektor energi, terutama minyak dan gas bumi serta market leader untuk jasa logistik energi nasional ini memastikan keberadaannya semakin mantap sebagai salah satu pilihan investasi favorit di pasar modal Indonesia. BULL akan dapat terus meningkatkan kinerjanya secara signifikan dan berkelanjutan seiring dengan penerapan Asas Cabotage secara penuh dan diperolehnya kontrak-kontrak yang baru dalam jangka waktu pendek.
“Sebagai perusahaan publik yang baru saja tercatat sebagai emiten di IDX (BEI) minggu lalu dan ditetapkan sebagai efek syariah oleh Bapepam LK, kami bertekad untuk terus memberikan hasil terbaik kepada para investor yang telah mempercayai saham BULL sebagai sarana berinvestasi jangka panjang,” tegas Kevin.
Manajemen BULL akan berupaya untuk menjaga kinerja perusahaan semaksimal mungkin guna mempertahankan kepercayaan para investor dan tanpa ragu Buana akan meningkatkan bisnisnya dalam segmen Tangki Produksi, Penyimpanan, dan Offloading Terapung (“FPSO”), Tangki Penyimpanan dan Offloading Terapung (“FSO”) dan jasa logistik sektor energi lainnya. Diterapkannya Asas Cabotage secara penuh dipastikan akan mendukung bisnis BULL semakin berkibar dengan berbagai FPSO dan FSO yang berbendera Indonesia.
Tentang PT Buana Listya Tama Tbk. (“BULL”)
BULL didirikan di Indonesia pada tanggal 12 Mei 2005 sebagai perusahaan logistik nasional di bidang pelayanan sektor energi, terutama minyak dan gas bumi. Pada saat ini BULL merupakan market leader untuk jasa logistik energi nasional, khususnya untuk pelayanan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia. Dengan adanya penerapan azas Cabotage ini dan adanya target peningkatan produksi minyak dan gas bumi dari Pemerintah serta ditunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia yang baik, menjadikan sektor industri yang digeluti BULL ini menjadi sangat atraktif dan prospektif.
Usaha BULL diawali dengan pengoperasian berbagai tanker minyak dan gas dengan berbagai ukuran dan spesifikasi yang didesain secara khusus untuk pengangkutan minyak mentah dan produk akhir minyak bumi dan juga gas seperti LPG. BULL kemudian berkembang memasuki segmen bisnis baru seperti tanker kimia dan FPSO/FSO. BULL adalah salah satu dari sedikit perusahaan domestik yang memiliki keahlian untuk mengoperasikan kapal FPSO/FSO. Pada tahun 2010, BULL juga memiliki dan mengoperasikan Very Large Gas Carrier (VLGC), MT Gas Komodo dan menjadi perusahaan domestik yang pertama kali mengoperasikan kapal jenis ini. Dengan pengalaman dan kapabilitas tersebut, BULL telah menghadirkan layanan berstandar internasional dalam industri perkapalan domestik.
Peraturan mengenai pemberdayaan industry pelayaran dalam negeri yang dimulai pada tahun 1988 dan dikukuhkan secara bertahap sampai terbitnya Instruksi Presiden No. 5 tahun 2005 sesuai dengan perencanaan yang matang seiring dengan pertumbuhan industri nasional. Keputusan ini lalu diperkuat pada tahun-tahun berikutnya dengan Undang Undang Pelayaran No. 17 tahun 2008 dan pada akhirnya dengan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2011 dan Peraturan Menteri Perhubungan No. 48 tahun 2011 yang membuka kesempatan besar untuk industri perkapalan nasional. Khususnya PP No.22 tahun 2011 memperjelas mengenai upstream dan downstream oil and gas activity dan memperkokoh aturan tersebut dengan melarang kapal berbendera asing untuk melayani di wilayah perairan domestik, sehingga dapat mendorong pertumbuhan industri perkapalan nasional dan melindungi pasar minyak dan gas nasional sebagai protective market. BULL menyambut baik maksud pemerintah yang memberdayakan peluang bagi industri nasional untuk dapat menggali lebih jauh potensi perkapalan Indonesia.
BULL mengoperasikan armada kapal 21 kapal terdiversifikasi, yang terdiri dari 9 kapal tanker minyak, 8 kapal tanker gas, 1 FPSO, 1 FSO dan 2 kapal tanker kimia. BULL membantu proses produksi minyak dan gas alam, melayani transportasi minyak mentah, produk olahan minyak bumi seperti minyak tanah, minyak dasar dan berbagai aditif (additives), gas cair seperti LPG, propylene, propane dan gas-gas petrokimia lainnya. BULL memiliki keahlian signifikan yang memungkinkan BULL untuk memberikan manajemen komersial dan teknik untuk semua kapal yang dimiliki oleh BULL yang dipercaya membedakan BULL dari sebagian besar pesaing domestiknya.
Sumber foto: InfoBankNews.com
Leave a Reply