Indira Abidin membawa Fortune PR menjadi perusahaan lokal terkemuka.
Sempat mengalami pukulan akibat krisis ekonomi 2008 Indira Abidin berhasil memimpin Fortune PR menjadi semakin besar. Kuncinya adalah bagaimana mengembangkan kemampuan karyawan dan menjadikannya sebagai aset.
Mengembangkan apa yang sudah dirintis orangtua merupakan tantangan terbesar bagi generasi kedua. Hal itu juga dialami Indira Abidin. Sebagai anak dari Indra Abidin, pendiri perusahaan Fortune PR, Indira memang langsung bisa menduduki jabatan manajerial. Sebelum menjadi Managing Director Fortune PR, ia sempat menjadi asisten CEO, New Bussiness Development, dan sekretaris perusahaan. Baru setelah menyelesaikan pendidikan S2 ilmu pendidikan di Boston, Amerika Serikat, ia mendapat tanggungjawab lebih besar di Fortune PR. Secara formal, Indira memang tidak pernah mengenyam pendidikan khusus soal Public Relations (PR). Kemampuannya tumbuh sejak kecil lantaran sering mendampingi ibunya Miranty Aidin, saat bekerja dan mengajar di berbagai universitas. “Secara tidak langsung saya sudah terpapar ilmu PR sejak kecil.” Kata Indira. Saat diserahi operasional Fortune PR. Indira langsung menghadapi persoalan. Saat itu, Fortune yang baru memiliki belasan karyawan, mengalami bisnis yang sedang surut lantaran terempas krisis global 2008. Beberapa klien luar negri terkene dampak dan memaksa memotong anggaran.
Tapi, Indira berhasil melaluinya dengan baik. Dua tahun terakhir, jumlah klien baru melonjak seiring perkembangan investasi di dalam negeri. Dari cuma puluhan orang, kini jumlah karyawan Fortune PR dan anak usahanya hampir mencapai seratus orang. Pendapatan tahunan perusahaan pun mencapai miliaran rupiah.
Kunci keberhasilan Indira adalah pengembangan karyawannya. “Karyawan adalah aset utama perusahaan PR,” ujarnya. Maklum, perusahaan ini tidak memiliki mesin ataupun pabrik. Sebagai pimpinan, tantangan Indira adalah bagaimana memacu karyawan agar terus belajar dunia PR yang sangat dinamis. “Setiap hari, saya kasih materi belajar, terserah mau dibaca atau tidak,” kata Indira.
Perusahaan Global
Kemampuan untuk terus belajar dan menerapkan pengetahuan, menurut Indira, adalah kunci suskses seorang konsultan PR. Maklum, bidang pekerjaan itu mengikuti perkembangan dunia bisnis dan industri. Nah, PR dituntut punya pengetahuan mendalam soal industri klien.
Tantangan yang tak kalah berat adalah bagaimana menjaga karyawan yang sudah menguasai kemampuan PR dengan baik tidak berpindah ke perusahaan lain. Untuk membangun rasa ikut memiliki perusahaan itu, Indira berusaha bersikap terbuka. Caranya, bagian keuangan mempresentasikan kondisi keruangan perusahaan ke karyawan setiap minggu.
Kini, Indira berambisi membawa Fortune PR yang Juni lalu mendapat penghargaan South East Asia Consultancy of The Year dari The Holmes Report, menjadi perusahaan global. Salah satu proyek global yang tengah dikerjakan ialah kampanye World Toilet Day 2012.
Leave a Reply