10 Oktober 2014, New York, AS dan Jakarta, Indonesia – World Lung Foundation (WLF) bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan kampanye nasional media masa anti tembakau, dan memberikan ucapan selamat kepada pemerintah Indonesia atas perkembangan yang signifikan pada kebijakan kesehatan publik. Kampanye bertema “Berhenti Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmati Anda” telah dirancang untuk meningkatkan kepedulian terhadap bahaya merokok dan menampilkan testimoni pribadi yang jujur dan gamblang dari Manat Hiras Panjaitan, korban rokok.
Penayangan kampanye ini diselaraskan dengan #30HariTanpaRokok, inisiasi nasional berhenti merokok. Iklan ini ditayangkan di beberapa stasiun televisi nasional di Indonesia, YouTube dan bioskop-bioskop yang ikut berpartisipasi selama empat minggu. Sebagian dari stasiun televisi nasional yang menayangkan iklan ini adalah ANTV, TRANS TV, Trans7, MNC TV, Metro TV, TV One dan Global TV.
Kampanye ini membantah informasi-informasi yang salah tentang bahaya merokok dengan mempertunjukkan testimoni jujur dan gamblang dari Bapak Manat Hiras Panjaitan, korban kanker tenggorokan, dan dirancang untuk memberikan pengaruh yang signifikan dan sejalan dengan kebijakan peringatan grafis (pictorial health warning – PHW) pada bungkus rokok yang telah dilaksanakan di Indonesia. Iklan ini telah diuji terhadap target penonton usia 15 hingga 40 tahun dan berhasil menjadi insentif yang ampuh terhadap para remaja non-perokok, untuk tidak memulai merokok atau bagi para perokok untuk mencoba berhenti.
Cerita Panjaitan
Dalam testimoni yang menyentuh hati, Manat Hiras Panjaitan menjelaskan bahwa beliau mulai merokok di usia muda dan berlanjut dengan merokok tiga bungkus per hari. Panjaitan adalah seorang laki-laki yang religius dan tetua komunitas yang sering diminta berbicara pada acara-acara komunitas dan bernyanyi di paduan suara gerejanya. Empat tahun yang lalu, ia didiagnosa mengidap kanker pada pangkal tenggorokan dan diwajibkan untuk dioperasi untuk bertahan. Kini, beliau tidak lagi dapat bernyanyi atau berbicara pada acara-acara publik, tapi ia menggunakan suaranya untuk mendukung kampanye anti tembakau.
Peter Baldini, Chief Executive, World Lung Foundation, mengatakan: “Cerita Bapak Panjaitan akan ditayangkan di bioskop-bioskop, stasiun televisi dan YouTube – testimoni dan pengalamannya adalah yang benar, bukan skenario drama. Tragisnya, apa yang dialami Pak Panjaitan adalah hal yang tidak jarang terjadi. Tembakau adalah salah satu penyebab kematian dan penyakit di Indonesia. Bila kanker Pak Panjaitan tidak didiagnosa dan dirawat di tahun 2010, beliau akan menjadi satu dari beberapa ribu orang Indonesia yang meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan tembakau setiap tahunnya. Kanker yang diderita Pak Panjaitan, keluarganya, dan komunitas sekitarnya hingga suaranya dapat dihindari jika ia sadar tentang bahaya merokok di usia muda, dan bila kebijakan tembakau disosialisasikan hingga ia dapat berhenti merokok. Kini, Pak Panjaitan ingin membuat masyarakat Indonesia sadar dan terhindar dari penyakit yang dideritanya.
“Testimoni pribadi secara jujur dan gamblang telah terbukti berhasil membuat masyarakat mengerti tentang bahaya penggunaan tembakau, menghimbau para perokok untuk berhenti dan menyarankan para remaja untuk tidak memulai merokok. Kami berharap cerita Pak Panjaitan dapat mewujudkan tujuan-tujuan tersebut. Aksi segera dibutuhkan bila separuh perokok mengatakan mereka akan berhenti merokok, tapi hanya satu dari sepuluh perokok yang berani mengatakan mereka akan berhenti segera,” Baldini menjelaskan. “Kami menghargai usaha pemerintah Indonesia dalam mengerahkan segala sumber daya untuk kampanye nasional media masa anti-tembakau ini. Masyarakat Indonesia harus mendengar informasi yang sejujurnya tentang tembakau – melalui peringatan grafis dan kampanye informasi publik melalui beragam media – untuk membantah informasi-informasi yang salah dan campur tangan dari industri tembakau selama beberapa dekade. Kami bangga dapat bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia untuk membuat suatu perubahan dan kami juga menghargai keberanian Pak Panjaitan yang telah berbagi cerita kehidupannya.”
Penggunaan Tembakau di Indonesia
Menurut data WHO tahun 2014, epidemi tembakau telah membunuh sekitar 6 juta orang per tahun, dimana 600 ribu di antaranya merupakan perokok pasif. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 juga menunjukkan bahwa perokok usia di atas 15 tahun sebanyak 36,3%. Sebagian besar dari mereka adalah perokok laki-laki dengan prevalensi 64,9% dan jumlah ini merupakan yang terbesar di dunia. Sementara itu, prevalensi pada perempuan mengalami peningkatan dari 5,2% pada tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun 2013. Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia usia 15 tahun ke atas juga merokok.
Penyalahgunaan tembakau adalah penyebab kematian yang dapat dihindari di dunia, dan menjadi penyebab lima juta kematian tiap tahunnya – satu dari sepuluh penyebab kematian yang dapat dihindari di dunia. Penelitian menunjukkan peringatan grafis adalah salah satu cara efektif yang dapat membuat perokok untuk berhenti merokok. Ini adalah strategi M-P-O-W-E-R (W=Warn) dari World Health Organization untuk mengurangi konsumsi tembakau.
Tentang World Lung Foundation
World Lung Foundation (WLF) dibentuk berdasarkan epidemi global tentang penyakit paru-paru yang telah membunuh 10 juta orang tiap tahunnya di dunia. Organisasi ini juga mencakup inisiasi penurunan tingkat kematian pada masa kehamilan dan bayi. WLF bertujuan untuk meningkatkan kesehatan global melalui kapasitas kesehatan lokal, dukungan penelitian operasional, pengembangan kebijaksanaan publik, dan memberikan edukasi untuk publik. Fokus area organisasi ini adalah kontrol penggunaan tembakau, penghindaran tingkat kematian pada masa kehamilan dan bayi, tuberkulosis, asma dan kesehatan paru-paru anak-anak. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan mengunjungi worldlungfoundation.org.
Leave a Reply