Surabaya– 16 Juli 2012- Membangun reputasi perusahaan bisa dilakukan melalui komunikasi. Namun komunikasi yang sukses itu butuh pengalaman dan sensibilitas terhadap apa yang harus dikomunikasikan.
Hal ini disampaikan Managing Director FortunePR, Indira Abidin, Senin (16/7/2012), usai menjadi pembicara dalam Bank Indonesia in House Training di Hotel Bumi Surabaya.
Menurut Indira, selama ini cukup banyak perusahaan besar takut berkomunikasi dengan pihak luar. Sementara perusahaan kecil tidak tahu bagaimana mengkomunikasikan perusahaannya.
”Ironisnya, perusahaan baru mau berkomunikasi jika ada demo. Padahal untuk berkomunikasi tidak terlalu sulit karena bisa memanfaatkan sosial media yang ada,”ujarnya.
Indira menyebutkan ada 7 kunci sukses melakukan komunikasi dalam membangun reputasi perusahaan. Kunci pertama, perusahaan harus komunikasi proaktif. Jangan bersikap reaktif atau menunggu. Perusahaan harus proaktif tentang apa yang harus disampaikan dan ingin disampaikan ke masyarakat.
Kunci kedua, harus tahu apa yang akan dikomunikasikan. ”Memang ini memerlukan latihan secara terus menerus sehingga perusahaan tahu tujuannya, fokusnya apa dan terarah,”papar Indira.
Kunci ketiga, merencanakan apa yang akan dikomunikasikan dan targetnya siapa. Ini harus berdasarkan riset sehingga perusahaan bisa menetapkan prioritasnya. ”Harus diingat, waktu, dana dan tenaga sangat terbatas. Dengan prioritas bisa dicapai dampak 80 persen walau hanya menggunakan dana 20 persen saja,”paparnya.
Indira mencontohkan seperti halnya Bank Indonesia jika membidik para investor bisa mengkomunikasikan melalui conference call. Jika perusahaan akan membidik pasar anak-anak muda untuk produknya, bisa memanfaatkan sosial media karena tempat mereka ada di sana.
”Memang tidak mudah mengkomunikasikan apa yang diinginkan perusahaan keluar sehingga mendapat respon yang positif. Untuk itu, perlu kunci keempat yakni rajin menganalisa pemberitaan termasuk apa yang ramai dibicarakan di sosial media. Dengan cara seperti ini perusahaan akan bisa pahami apa yang diinginkan mereka,”ungkap Indira.
Kunci kelima, membangun komunikasi win win solution. Artinya, komunikasi yang dilakukan harus dilihat dari kepentingan perusahaan dan masyarakat. Indira mencontohkan kampanye safebelt dengan sanksi denda Rp 1 juta.
Dalam mengkomunikasikannya, bukan soal sanksi yang diutamakan tapi tingginya angka kecelakaan. Imbasnya, saat ini banyak yang memakai safebelt saat berkendara bukan karena takut didenda, tapi dampak yang akan terjadi.
Kunci keenam, menurut Indira, komunikasi itu haru mampu membangun sinergi sehingga ada kerjasama kreatif yang membuahkan inovasi baru. Dan kunci ketujuh adalah harus mengasah komunikasi dengan menjadikan mendengar sebuah budaya. Ini bisa dilakukan dengan merencanakan komunikasi dan memonitor setiap hari sehingga isu-isu dalam keseharian mampu ditangkap perusahaan.
Indira mengingatkan komunikasi yang sukses ini tidak terlepas dari leadership yang ada dalam perusahaan. ”Pemimpin yang memiliki leadership yang bagus dan disiplin serta ditunjang dengan sistem, akan melahirkan kebijakan bagaimana cara mengkomunikasikan perusahaan keluar. Jangan sampai ada karyawan yang justru berkoar-koar sendiri tentang perusahaan di luaran. Apalagi ada FaceBook dimana setiap orang merasa punya media sendiri dan bebas menyuarakan apa saja,”tegas Indira.
Leave a Reply