Setelah bel istirahat berbunyi, Santika berlari ke halaman sekolah. Akhirnya, mobil perpustakaan keliling yang bernama Words on Wheels (WOW Bandung) itu pun tiba. Perpustakaan keliling merupakan program kemitraan antara Singapore International Foundation (SIF) dan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BAPUSIPDA) Jawa Barat. Secara teratur, perpustakaan keliling ini tidak hanya mengunjungi satu sekolah saja, tetapi 15 sekolah di Kota Bandung. Perpustakaan keliling ini membawa ratusan buku Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia ke sekolah-sekolah, membuat para pelajar menantikannya.
Para siswa-siswi segera mengerumuni mobil perpustakaan keliling dan pustakawan, karena mereka berebutan untuk membaca buku-buku terbaru. Santika, bersama dengan puluhan siswa-siswi lainnya mencari buku-buku yang memiliki banyak gambar.
Pustakawan BAPUSIPDA yang bertugas, Inne Wijaksana, agak sedikit kewalahan karena respon dari para siswa-siswi ini. Tapi dari sinar matanya, dia tampak senang dengan antusiasme dari para siswa-siswi ini.
“Setiap kali kami mengunjungi, saya tersentuh melihat antusias mereka untuk membaca dan meminjam lebih banyak buku,” tambahnya.
Secara terpisah, puluhan siswa di sekolah dasar yang sama memenuhi sebuah ruang kelas tertentu. Mereka menantikan sesi storytelling dari para relawan SIF yang tergabung dalam Singapore International Volunteers (SIV). Para siswa sangat terlibat dan benar-benar tertarik pada kisah yang diceritakan oleh para relawan SIV yang berjudul “Di mana beruang saya?”, yang disajikan dalam bahasa Inggris dan dengan gambar berwarna-warni.
Beberapa orang tua siswa yang menonton melalui jendela dari luar ruang kelas sangat terkesan.
“Saya sangat bangga melihat anak saya begitu aktif dan tentu saja ini adalah program yang baik untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris-nya,” kata Ira, ibu dari seorang siswi bernama Diandra.
Kepala sekolah Chepi Rustandi mengatakan bahwa tim Singapore International Volunteers (SIV) akan bercerita dari kelas ke kelas atau bermain permainan interaktif.
“Ini merupakan latihan bahasa Inggris yang sangat baik untuk anak-anak,” kata Chepi.
Sembilan relawan SIV telah datang ke Kota Bandung di Provinsi Jawa Barat untuk berbagi pengalaman dengan para siswa-siswi SD dan SMP.
Salah satu relawan SIV asal Singapura yang berusia berusia 25 tahun, Far’ain Binti Jafar, mengatakan bahwa ia terpikat oleh anak-anak, karena mereka sangat antusias dan banyak tertawa. “Kami menjadi merasa senang untuk bisa berkontribusi kepada masyarakat di sini,” kata Far’ain, yang merupakan keturunan Melayu.
Di SMPN 4, para relawan melakukan sesuatu yang berbeda, yaitu permainan pembelajaran yang interaktif. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok harus membuat struktur bangunan tertinggi, dari sedotan.
Zealda, siswi kelas delapan, berkata bahwa kelas yang menyenangkan seperti yang dipimpin oleh para relawan SIV ini sangat langka. Dia mengatakan permainan interaktif dapat membantu meningkatkan kreativitas para siswa-siswi.
“Kami dapat mewujudkan ide-ide kami dalam kelompok sekaligus melatih kemampuan bahasa Inggris kami pada waktu yang sama. Ini membantu kita memahami (bahasa Inggris) lebih baik lagi saat kita berlatih,” katanya.
Jika anak-anak SD memilih buku dengan banyak gambar, siswa SMP mencari buku-buku yang tidak tersedia di sekolah, seperti novel atau ensiklopedia.
Novianto, seorang siswa SMPN 4 Bandung, sedang membaca “Google Hacking” dengan serius. Dia berkata bahwa buku teknologi sangat jarang ditemukan di sekolah. Dia juga mempelajari bahwa membaca di luar kelas itu lebih menyenangkan.
Para Guru menyambut program ini dengan senang hati. Kepala perpustakaan di SDN Soka 34, Cucu Anisah berkata bahwa perpustakaan di sekolahnya sedang mengalami renovasi dan layanan yang disediakan oleh program ini memungkinkan dia untuk terus mendorong siswa untuk membaca. Siswa juga menikmati internet gratis dari perpustakaan keliling.
Pustakawan BAPUSIPDA, Inne, berharap program ini akan menjangkau lebih banyak sekolah di masa depan karena program ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kebiasaan membaca anak-anak dan pengetahuan mereka. Hal ini juga memperkuat kemitraan antara SIF dan BAPUSIPDA.
Kepala BAPUSIPDA, Enny Heryani Ratnasari Soebari, berharap bahwa program ini akan mendorong perusahaan untuk melakukan program-program Corporate Social Responsibility (CSR) di sektor pendidikan, khususnya layanan perpustakaan dan membaca.
Terlepas dari program untuk anak-anak sekolah, para relawan spesialis dari Singapura telah menyediakan pelatihan keterampilan khusus bagi para pustakawan BAPUSIPDA. Lebih dari dua tahun dan enam kunjungan pelatihan, para relawan dari Badan Perpustakaan Nasional (National Library Board/NLB) Singapura akan berbagi pengalaman mereka dalam mengelola perpustakaan kepada 50 pustakawan Indonesia dalam upaya untuk memperkuat layanan perpustakaan bagi masyarakat Jawa Barat. Para relawan juga akan bekerja dengan para staf dan pustakawan BAPUSIPDA untuk merancang program membaca untuk meningkatkan kebiasaan membaca masyarakat Indonesia.
Sejak tahun 1992, SIF telah menempatkan lebih dari 700 tenaga profesional Singapura sebagai relawan untuk melatih rekan-rekan mereka dari Indonesia dalam berbagai bidang seperti pendidikan bahasa Inggris, obat-obatan, perawatan lansia, kesehatan kerja, rekonstruksi tsunami dan pengobatan keluarga. SIF telah bermitra dengan organisasi pemerintah dan berbagai lembaga dan komunitas di Indonesia untuk melaksanakan proyek pengembangan kapasitas.
Tentang Singapore International Foundation
Singapore International Foundation menjalin persahabatan untuk dunia yang lebih baik.
Kami membangun hubungan abadi antara Singapura dan masyarakat dunia, dan memanfaatkan persahabatan ini untuk memperkaya kehidupan dan perubahan berdampak efek yang positif.
Upaya kami berawal dari keyakinan bahwa lintas-budaya interaksi memberikan wawasan yang memperkuat pemahaman. Pertukaran ini menginspirasi tindakan dan membuka peluang kolaborasi untuk kebaikan.
Program kami membawa orang untuk bersama-sama berbagi ide, keterampilan dan pengalaman di berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, lingkungan, seni dan budaya, serta mata pencaharian dan bisnis.
Kami melakukan ini karena kami percaya kita semua pasti bisa, dan harus, melakukan tugas kita untuk membangun dunia yang lebih baik, yang kita dambakan sebagai luas peluang damai, inklusif dan menawarkan begitu banyak kesempatan bagi semua.
Leave a Reply