Jakarta – Berencana akuisisi PT Tower Bersama Infrastrukture (TBIG) atas perusahaan pengelola menara telekomunikasi, PT Mitrayasa Sarana Komunikasi (Infratel), mundur dari target waktu yang sudah ditetapkan. Perusahaan tersebut masih butuh waktu untuk memverifikasi nilai asset dari perusaah yang akan di akuisisi tersebut.
“Kita memang mundur sedikit dari waktu yang ditargetkan,” jelas Direktur Keuangan Tower Bersama Helmy Yusman Santoso di Jakarta, Senin (8/8) malam.
Rencananya, aksi korporasi itu dijadwalkan rampung pada Juli, tetapi hingga saat ini, rencana tersebut belum rampung. “Karena butuh waktu untuk klarifikasi tower yang ada dalam dua diligence, begitu juga proses legalnya,” jelas dia.
Namun dia optimis hal itu tidak akan berdampak negative terhadap kinerja perseroan. Menurut dia, langkah itu bakal mendongkrak pendapatan (revenue ) dan arus kas masuk bersih (EBITDA / Earning Before Interest, Tax, Depreciation, and Amorization). “Peningkatan revenue dan EBITDA kita akan di atas 10 persen (akibat akuisisi Infratel),” ucapnya.
Hal itu terutama berasal dari penambahan tenant (penyewa) baru dari Infratel yang saat ini sudah mencapai 672 tenant dengan jumlah tower lebih dari 10 buah. Per Juni lalu, perseroan sudah memiliki 5.381 penyewa.
Untuk pendanaannya, dia mengaku telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/ capex) 120 juta dollar AS dari dana IPO (penawaran umum perdana saham) beberapa waktu lalu. ” Sumber dana nya dari IPO sebesar 1,1 triliun rupiah. Sebagian kita sudah pakai atau kita absorp (serap) untuk bangun towernya sendiri,” ungkap dia.
Tower Indosat
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Tower Bersama Herman Setya Budi mengaku masih berminat membeli 4.000 menara dari PT Indosat, Tbk. Saat ini, pihaknya masih mengikuti proses rencana pembelian tersebut.
“Kita masih tetap ikut, tapi saya tidak bisa ungkap prosesnya,” katanya. Dia optimistis pihaknya memiliki pendanaan yang cukup untuk aksi korporasi itu.
“Sekarang ini kita memiliki sindikasi loan sebesar 2 miliar dollar AS dan baru terpakai 350 juta dolar AS. Saya piker sisanya cukup untuk membiayai (akuisisi tersebut),” jelasnya.
Jika terealisasi, akuisisi tersebut akan menggandakan jumlah tower yang dimiliki perseroan menjadi sekitar 10 ribu tower. Saat ini, Tower Bersama baru memiliki 4,205 tower, belum termasuk tower milik Infratel dan yang sedang dalam proses pembangunan.
Sebelumnya, Indosat dikabarkan bakal melego 4.000 towernya dengan nilai mencapai 500 juta dollar AS. Selain Tower Bersama, perusahaan yang telah menyatakan minatnya adalah PT Telkom Tbk, PT Sarana Menara Tower Nusantara, dan PT Solusi Tunas Pratama.
Tulisan ini bersumber dari : Koran Jakarta edisi 10 Agustus 2011
Leave a Reply