Selama ini yang kita tahu bahwa orang dengan kepribadian introvert adalah orang yang cenderung pendiam, senang menyendiri, dan tidak banyak mendominasi percakapan dalam suatu perkumpulan.
Untuk seorang introvert, menulis menjadi medium untuk mereka “beraksi”. Tanpa perlu berbicara –yang menjadi hal yang cenderung mereka hindari sepenuhnya, menulis memberikan mereka kesempatan untuk mengeluarkan pendapat, pandangan akan suatu isu tertentu, dan ide-ide yang berkecamuk di dalam kepala.
Sebagai seorang introvert yang akhirnya masuk dalam dunia Public Relations, hal ini sempat menjadi pertanyaan besar yang kerap membebani saya ketika akhirnya memutuskan dunia ini sebagai tumpuan hidup saya. Sempat hal ini mengecilkan hati saya karena merasa menjadi pribadi yang ‘aneh’ di lingkungan orang-orang yang lebih banyak memiliki sifat ekstrovert.
Dari perspektif masyarakat umum, dunia Public Relations dan industri komunikasi tampak sebagai suatu hal yang bertolak belakang dengan apa yang orang definisikan tentang dunia introvert. Industri ini memerlukan seseorang yang mahir berkomunikasi; orang-orang yang senang bersosialisasi dan bertukar pendapat dengan orang-orang yang baru mereka temui. Nyatanya, orang-orang introvert bisa menjadi ahli yang lebih mahir dibanding mereka yang ekstrovert dalam industri ini.
Menurut Susan Cain, penulis buku bestseller Quiet: The Power of Introverts in a World That Cant Stop Talking, sifat dan karakter seorang introvert justru sangat bernilai di industri komunikasi dan PR. Simak apa saja karakter introvert tersebut yang dinilai bisa sangat berguna dalam industri komunikasi dan Public Relations:
1. Orang introvert cenderung mendengarkan daripada berbicara
Sifat yang dinilai mutlak dimiliki oleh setiap introvert ini dinilai sangat berharga di industri komunikasi. Agar dapat merespon audience dengan baik, pertama-tama seseorang perlu mendengarkan dengan baik pula. Keahlian ini dimiliki oleh seorang introvert, dimana mereka akan “membaca” situasi terlebih dulu kemudian merespon pembicaraan setelah pemikiran yang baik dan hati-hati. Hal ini dinilai plus dibanding dengan sikap alami seorang ekstrovert yang cenderung ingin berbicara dan mendominasi pembicaraan.
2. Orang introvert mahir dalam memecahkan masalah kompleks
Kecenderungan introvert untuk menulis mengasah keterampilan mereka dalam melakukan research yang mendalam. Mereka gemar duduk tanpa gangguan, memecahkan masalah yang menuntut pemikiran dan analisis kompleks. Dalam industri komunikasi dan Public Relations, keterampilan tersebut dibutuhkan untuk pembuatan kampanye dan strategi-strategi komunikasi lainnya.
3. Orang introvert adalah seorang pengamat yang handal
Dalam suatu pertemuan, akan ada dua jenis kegiatan berbeda dari ekstrovert dan introvert.
Berbeda dari ekstrovert yang cenderung ingin bicara, orang-orang introvert memperhatikan hal-hal kecil namun penting yang luput diperhatikan orang lainnya. Seorang introvert mampu menelaah gesture-gesture maupun reaksi kecil yang ada pada audience di sekitar mereka.
Kemampuan menelaah itu berguna untuk mereka yang berada dalam tim internal komunikasi: apakah message yang disampaikan perusahaan diterima dengan baik? Apakah message yang disampaikan justru membuat bingung, tidak disambut dengan baik, atau malah menyimpan potensi lain yang lebih besar?
4. Introverts kebanyakan adalah penulis yang handal
Dunia komunikasi dan Public Relations perlu penulis yang handal, yang mampu menciptakan konten yang persuasif, menarik namun tidak berbelit-belit. Kecenderungan introvert dalam observasi dalam diam memberikan keuntungan mereka menjadi teliti dan awas akan informasi yang tidak benar dan menjadikan mereka mampu menulis dengan baik.
Ternyata, banyak dari sifat introvert yang sangat berguna jika diasah dan digunakan di dalam dunia Public Relations. Tak sedikit para praktisi public relations di Indonesia, khususnya Public Relations di Jakarta, yang merupakan orang-orang dengan tipe introvert. Mereka memanfaatkan baik kelebihan maupun keterbatasan dari sifat-sifat introvert yang mereka miliki dan menjadi praktisi Public Relations yang profesional.
Dalam hal ini, saya (sebagai seorang introvert) memang lebih banyak menganalisa semuanya terlebih dahulu sebelum akhirnya bisa mengeluarkan pendapat ataupun pesan yang ingin disampaikan sesuai dengan pembahasan yang sedang berlangsung. Lebih jauh lagi, bagi orang-orang introvert seperti saya biasanya lebih senang untuk mengerjakan strategi komunikasi misalnya dalam bentuk proposal PR karena dalam hal tersebut saya bisa menuangkan lebih banyak hasil analisa saya terhadap sebuah brand atau perusahaan tertentu. Sekali lagi, orang introvert bukan berarti tidak bisa berkecimpung di dunianya orang-orang ekstrovert karena saya pun bisa berkomunikasi hanya saja biasanya dilandasi dengan analisa yang saya ambil sebelum berbicara.
image credit : http://www.wallpaperup.com/
Leave a Reply