Oleh: Faizal Abrudin & Ramlan Widiawan
Perusahaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah komunitas masyarakat. Keberadaan perusahaan memberikan satu harapan akan adanya peningkatan dan pengembangan yang signifikan terhadap kesejahteraan daerah di mana perusahaan tersebut beroperasi. Saat ini, banyak perusahaan yang telah mengambil bagian dalam mengembangkan daerah sekitarnya dengan menjawab isu-isu sosial yang terjadi dengan berbagai program tanggung jawab perusahaan atau populer dengan istilah CSR.
Program CSR yang telah semakin akrab di masyarakat seiring dengan penetapan pemerintah yang mewajibkan program CSR melalui Undang-Undang kini memang sedang menjadi trend di kalangan korporasi. Meskipun demikian, masih banyak perusahaan yang belum mengoptimalkan dampak dari program CSR tersebut, baik bagi komunitas mendapatkan dampak maksimal dari pelaksanaan program tersebut padahal program CSR tersebut sangat inovatif dan solutif dalam menjawab permasalahan sosial dalam suatu komunitas masyarakat.
Salah satu masalah klasik yang menyebabkan sebuah program CSR tidak membawa dampak yang optimal bagi perusahaan maupun masyarakat adalah komunikasi. Pendekatan komunikasi yang kurang tepat dan efektif menyebabkan program CSR yang secara program dan strategi sangat baik tidak memiliki dampak optimal di masyarakat. Komunikasi CSR yang efektif dapat meningkatkan citra positif perusahaan dan kedekatan perusahaan dengan masyarakat untuk memperkuat kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Kerja sama yang baik dengan stakeholders sangat menentukan positioning perusahaan secara luas, yang erat kaitannya dengan pendapatan bahkan nilai saham perusahaan.
Untuk dapat menghasilkan program CSR yang terkomunikasikan dengan baik, perusahaan perlu melakukan hal-hal di bawah ini:
1. Riset, social mapping, CSR audit
Sebelum memulai kegiatan CSR, team Prodev, unit usaha Fortune PR yang khusus membantu klien dalam urusan CSR, selalu melakukan penelitian untuk benar-benar memahami tantangan-tantangan yang dihadapi masyarakat, kesempatan yang ada untuk mengatasi tantangan tersebut, serta kekuatan atau local wisdom yang dapat digali untuk memberdayakan masyarakat mengatasi tantangan dan mencapai tujuan-tujuan pembangunan dalam berbagai aspek.
Social mapping juga akan membuat perusahaan faham mengenai berbagai kelompok stakeholders yang ada di sana, siapa saja tokoh yang penting untuk diajak bekerja sama, serta sifat, perilaku dan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda-beda antar kelompok stakeholders tersebut.
Apabila pernah ada kegiatan CSR sebelumnya, CSR audit akan dibutuhkan untuk mengetahui kegiatan CSR mana yang paling efektif meningkatkan good will index perusahaan, yang dianggap “sudah seharusnya ada,” yang dianggap pemborosan atau yang dianggap paling membanggakan dan layak dipromosikan.
2. Perencanaan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dilakukan perencanaan yang strategis dan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Akan dapat ditentukan kegiatan CSR mana yang harus disesuaikan, diperbaiki, dilanjutkan, dipromosikan atau dihentikan. Untuk komunikasinya, perlu ditentukan tujuan komunikasi, strategi untuk mencapai setiap langkah komunikasi, pesan kunci, media, sasaran utama dan metode pengukuran yang akan digunakan.
3. Komunikasi dan implementasi CSR
4. Pemantauan dan pengukuran
Pertanyaan yang muncul saat ini adalah bagaimana menentukan pendekatan komunikasi yang efektif untuk program CSR yang dilakukan. Menurut Ramlan Widiawan, Konsultan Komunikasi CSR dari Fortune PR, waktu yang paling tepat untuk melakukan pendekatan komunikasi untuk program CSR adalah pada saat program CSR itu dilaksanakan dan telah berdampak. Perusahaan harus melakukan kegiatan komunikasi ketika program CSR tersebut dilaksanakan dan memiliki dampak terhadap para beneficiaries.
Sudut pandang yang paling efektif untuk digunakan dalam mengkampanyekan program CSR kita adalah dengan mengedepankan sudut pandang beneficieries.
Agar komunikasinya berhasil, perusahaan harus mengedepankan beneficiaries. Mulailah dari sudut pandang beneficiaries kemudian barulah masuk pada sisi perusahaan karena jika mengedepankan perusahaan dikhawatirkan akan menimbulkan antipati pada perusahaan.
Untuk lebih baiknya lagi, komunikasi yang dilakukan harus dilengkapi dengan data yang valid sebelum dan setelah pelaksanaan program CSR perusahaan, sehingga dampak dari program tersebut benar-benar terukur. Ketika dampak dari program CSR telah terukur maka komunikasi yang dilakukan akan lebih tajam dan efektif.
Secara keselurahan, komunikasi yang dilakukan dengan baik wajiblah mencakup waktu komunikasi yang tepat, sudut pandang komunikasi yang menyentuh, serta konten komunikasi yang berbobot yang merupakan representasi dari dampak program yang dilakasanakan.
Fortune PR melalui salah satu bisnis unitnya yaitu Prodev telah seringkali membantu banyak perusahaan dalam melakukan kampanye komunikasi bagi program CSR mereka, tidak hanya itu Prodev pun seringkali terlibat dengan perusahaan dalam mengembangkan strategi CSR hingga pada implementasi program CSR sampai pada program komunikasinya. Kebanyakan program komunikasi yang dilakukan telah membantu progra CSR yang dilaksanakan lebih berdampak pada beneficeries dan tentu saja pada perusahaan yang melaksanakannya.
Picture of Source: http://blog.purestrategies.com/Portals/152913/images/CSR%20Reports%20.jpg
Leave a Reply