Jakarta, 29 November 2015, Indonesia kini dihuni lebih dari 200 juta jiwa penduduk dengan populasi segmen kelas menengah yang terus menerus bertambah. Maraknya urbanisasi membuat sebagian besar penduduk memilih untuk mencari penghidupan dan bertempat tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini berimbas pada pertumbuhan permintaan untuk hunian dan kawasan komersial. Meskipun kini tengah dilanda perlambatan perekonomian, pemerintah tetap mengupayakan perluasan dan percepatan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah. Kondisi tersebut memicu penguatan iklim investasi di ranah properti tanah air, tidak hanya di Jakarta sebagai ibukota Negara, tetapi juga beberapa kota besar lainnya yang tersebar di berbagai propinsi.
Surabaya, Balikpapan dan Batam kini semakin dilirik oleh para investor besar baik dalam dan luar negeri untuk berinvestasi. Khusus untuk yang disebut terakhir merupakan daerah yang telah dikembangkan sejak tahun 1970an oleh pemerintah Indonesia. Awalnya dikembangkan sebagai kawasan industry dan perdagangan, kini Batam tampil sebagai salah satu kota dengan perkembangan infrastruktur dan properti terbaik di Indonesia.
Ali Tranghada, pengamat properti sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), mengungkapkan pandangannya tentang Batam dalam wawancara di salah satu media cetak[i] baru baru ini, ”Batam memiliki potensi sebagai pusat bisnis. Karenanya, Batam merupakan lahan empuk buat pembangunan. Ini karena lokasinya yang dekat dengan Singapura, maka Batam seringkali kedatangan konsumen dari Singapura ataupun Malaysia. Selain itu, jumlah lahan disana masih sangat luas. Harga lahannya juga lebih murah dibandingkan dengan Singapura”.
Lebih dalam Ali Tranghada memaparkan bahwa bila Batam ditata dengan benar, maka nilai tanah bisa meningkat hingga dua kali lipat dalam waktu singkat. Bila dilihat dari segi infrastruktur, Batam sebagai kota memiliki infrastuktur dan fasilitas yang sudah sangat bagus.
Pertumbuhan Infrastruktur dan Properti Batam
Batam merupakan kota terbesar dalam provinsi Kepulauan Riau dan kota keempat terbesar di kawasan Sumatera setelah Medan, Palembang dan Bandar Lampung. Berlokasi di jalur pelayaran internasional, dikelilingi oleh selat Malaka dan selat Singapura, membuat Batam yang juga berbatasan dengan Singapura dan Malaysia memiliki posisi sangat strategis. Pesatnya laju perekonomian, demografi yang beragam, perbaikan infrastruktur dan pembangunan kini mengubah wajah Batam yang secara perlahan tapi pasti dianggap menjadi salah satu “superstar” terbaru untuk melakukan investasi properti.
Batam kini tengah melakukan penataan dari berbagai segi, mulai dari infrastuktur, sarana dan prasarana strategis yang berimbas pada pertumbuhan properti di wilayah tersebut. Pesatnya pertumbuhan Batam dapat dilihat dari melesatnya pertumbuhan penduduk, ketika awal sekali dibangun pada 1970 kota ini dihuni sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun tumbuh sebanyak 158 kali lipat. Perluasan dan percepatan pembangunan infrastruktur dasar yang dipacu pemerintah memberikan dampak positif pada perkembangan kota Batam secara keseluruhan.
Imam Bachroni, Direktur Perencanaan dan Pembangunan (BP) Batam dalam wawancara dengan salah satu media di Batam[ii] menjelaskan bahwa sektor property menjadi salah satu fokus pengembangan kota Batam dengan mengungkapkan, ”Lahan masih ada, apalagi kalau dibuka yang arah selatan itu bakal lebih banyak lagi. Selain lahan, kita juga punya banyak infrastruktur pendukung lainnya untuk mengembangkan sektor ini. Mulai dari listrik, air, dan jalan.”
Lebih dalam dirinya menjelaskan bahwa infrastruktur jalan di Batam juga digenjot dengan rencana pembangunan fly over dan jalan tol. Bahkan untuk fly over dirinya menginformasikan tahun ini sudah dilelang dan tinggal menunggu penetapan pemenang dengan menjelaskan, “Itu kerjasama kementerian PU melalui dirjen bina marga, nanti fly over dari batuampar ke arah bandara international Hang Nadim Batam. Terus yang tahun depan lagi dibuat juga DED nya adalah fly over di Simpang Kabil. Kalau jadi dibangun pertengahan 2016, mungkin 2018 selesai, karena ini multiyears. Tol juga lagi disiapkan.”
Optimisme Sinar Mas Land Menatap Potensi Batam
Sinar Mas Land, salah satu pengembang terbesar dan terpercaya di Indonesia menatap optimis potensi Batam sebagai “superstar” baru untuk investasi properti. Perusahaan yang memiliki proyek properti di berbagai kota di Indonesia tersebut telah mengendus potensi emas Batam dengan mengembangkan dua proyek fenomenal, Taman Duta Mas di Batam Center yang menjadi pelopor klaster mewah di kota itu serta Palm Springs Golf & Beach Resort di daerah Nongsa, pelopor padang golf terbesar & terbaik di Batam.
Ishak Chandra, CEO Strategic Development & Services Sinar Mas Land mengungkapkan, ”Sinar Mas Land yakin Batam berpotensi menjadi area terbaik investasi properti. Kawasan Perdagangan bebas bea dan kawasan industry yang hanya berjarak 30 menit perjalanan laut dari dan menuju Singapura dan juga dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015 akan merupakan pendorong utama pertumbuhan properti di Batam. Harga lahan dan properti yang sangat kompetitif serta ditunjang kondisi infrastruktur yang baik ditambah pertumbuhan populasi menjadi dasar keyakinan dan optimisme kami terhadap kota Batam.”
Lebih dalam Ishak Chandra menjelaskan bahwa Sinar Mas Land juga berencana akan mengembangkan proyek terpadu di daerah Nongsa seluas 228 ha menjadi kawasan hunian “upper class” baru di Batam. Kawasan ini mempunyai alam yang menakjubkan seperti pantai & mangrove yang indah dan juga sudah dilengkapi dengan lapangan golf berkelas international. Kawasan ini berlokasi hanya 15 menit dari bandara International Hang Nadim Batam dan selain itu dari kawasan ini, kita bisa melihat kota Singapore dengan jelas.
Melalui proyek tersebut, Sinar Mas Land berupaya mengincar masyarakat kelas “menengah atas” kota Batam dan warga Negara Singapura untuk bertempat tinggal di kawasan ini, sekaligus memberikan kontribusi secara langsung bagi pendapatan dan pertumbuhan pembangunan di sana.
Peran Batam sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015
Batam memiliki peran strategis menjadi sentra investasi unggulan di kawasan Asia Pasifik menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Integrasi pasar ASEAN membuat Indonesia akan memasuki ceruk atau pangsa pasar dengan populasi konsumen melebihi 500 juta manusia. Batam yang berstatus Free Trade Zone diprediksi mampu menjadi salah satu kekuatan utama manufaktur ASEAN dalam penerapan liberalisasi arus barang dan investasi sebagai perwujudan MEA 2015 apabila berhasil membuka peta perdagangan ekspor baru.
“Sinar Mas Land yakin Batam mampu menjadi salah satu kekuatan yang patut diperhitungkan dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Pesatnya pembangunan dan perkembangan wilayah, perbaikan infrastruktur secara berkala membuat iklim investasi di daerah ini menjadi sangat baik dan mampu memberikan keuntungan besar bagi pemerintah dan para investor dari dalam dan luar negeri, tutup Ishak Chandra.”
Leave a Reply